IMPOR HORTIKULTURA: Tidak Siap, Tanjung Priok Siap Gantikan Tanjung Perak

JAKARTA: PT Pelabuhan Indonesia siap menjadikan Tanjung Priok sebagai pengganti Tanjung Perak setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur menolak menjadikan pelabuhan yang terletak di Surabaya itu sebagai pelabuhan hortikultura impor.

Sekretaris Perusahaan PT Pelindo II Rima Novianti mengatakan perseroan siap jika ditunjuk menjadi pelabuhan holtikultura impor oleh pemerintah untuk menggantikan Pelabuhan Tanjung Perak. “Kami siap,” tegasnya Selasa 31 Januari 2012.

Selama ini sekitar 70% impor sayur dan buah masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, padahal pelabuhan itu hanya memiki luas area penampungan kontainer buah dan sayur sebanyak 8.000 m2 serta harus menangani 150 kontainer per hari.

Biasanya buah dan sayur impor harus ditimbun terlebih dahulu di pelabuhan karena harus dilakukan uji laboratorium sehingga pemasukan hortikultura impor itu menjadi tidak optimal jika seluruhnya masuk dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Sebelumnya, impor hortikultura bisa masuk melalui 14 pintu masuk, tetapi kembali dievaluasi menjadi 4 pintu masuk yang dinilai sudah mencukupi dari sisi kapasitas dan infrastrukturnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan menolak Pelabuhan Tanjung Perak dijadikan sebagai Pelabuhan Impor Holtikultura yang telah ditetapkan pemerintah sebagai kebijakan bersama dua pelabuhan laut dan satu pelabuhan udara yang akan segera diberlakukan pada awal Maret.

Pemprov Jatim sangat keberatan dan berprinsip menolak kebijakan pemerintah pusat khususnya Kementrian Perdagangan yang akan menjadikan Tanjung Perak sebagai pintu masuk impor hortikultura.

“Surat penolakan dengan sejumlah argumen telah dikirim pekan lalu kepada pemerintah pusat,” kata Gubernur Jatim Soekarwo kepada Bisnis, seusai Pelantikan Pengurus PWI Jatim Periode 2011-2016 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa 31 Januari.

Pelabuhan Tanjung Perak bersama Pelabuhan Makasar, Pelabuhan Belawan di Medan, dan Bandara Soekarno-Hatta telah ditetapkan sebagai pelabuhan laut dan pelabuhan udara untuk pintu masuk impor komoditas hortikultura. (bas)