JEMBATAN SELAT SUNDA belum gugah pengusaha properti

JEMBATAN SELAT SUNDA belum gugah pengusaha properti

JAKARTA: Pelaku industri properti di Tanah Air belum menentukan strategi bisnis terkait wacana pemerintah untuk membangun jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.

Setyo Maharso, Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI), menilai masih terlalu dini bagi pengembang untuk membuat strategi bisnis, karena proyek tersebut diperkirakan selesai dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.

“Saat ini, kami lebih berfokus pada masterplan kota baru Maja di daerah Lebak, Banten yang lokasinya dekat dengan pelabuhan Banten. Kalau rencana pengembangan kawasan terkait proyek Jembatan Selat Sunda masih terlalu prematur bagi kami,” katanya saat dihubungi Bisnis hari ini, Rabu 12 Maret 2012.

Kota Maja merupakan salah satu dari rencana pengembangan kota baru yang masuk dalam program kerja REI. Diproyeksi, kota baru ini akan berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 12.000 hektare.

Namun Setyo meyakini, potensi bisnis dengan adanya proyek Jembatan Selat Sunda ini lebih bagus dibandingkan dengan Jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dengan Madura. Hal itu disebabkan arus manusia maupun barang dan jasa lintas Jawa-Sumatera lebih besar.

“Saya juga optimis, jika proyek ini [jembatan selat Sunda] jadi, maka Sumatera akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan,” ungkapnya.

Proyek pembangunan jembatan yang akan menghubungkan antara dua pulau, Jawa dan Sumatera tersebut direncanakan akan dimulai pada 2014 dengan waktu pelaksanaan selama 10 tahun.

Estimasi nilai proyek itu Rp100 triliun atau total keseluruhan Rp250 triliun, ditambah untuk pengembangan wilayah konsesi sebesar R150 triliun. Nantinya, jembatan yang memiliki bentang hingga 2,5 km tersebut akan dilengkapi dengan berbagai infrastruktur seperti transmisi gas, rel kereta api, transmisi listrik, dan air minum.

Eddy Ganefo, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi), menilai pengembangan kawasan di sekitar lokasi yang rencananya terhubung oleh proyek jembatan tersebut masih terlalu jauh.

“Kalau jembatan itu sudah jadi, baru kami akan melirik kira-kira potensi bisnis properti apa saja yang bisa dikembangkan di kawasan tersebut,” jelasnya.

Kemungkinan besar, dia melanjutkan, proyek properti yang akan berkembang adalah hunian untuk buruh bagi industri yang diprediksi bermunculan serta hotel dan resort mengingat kawasan tersebut dengan laut. (sut)