Kebutuhan Transportasi Umum Belum Terpenuhi

JAKARTA: Peneliti Transportasi dari Universitas Katolik Soegijopranoto Semarang Djoko Setijowarno mengatakan persentase jumlah kendaraan umum di kota-kota besar di Tanah Air tidak sampai 1% dari total kendaraan pribadi.

Hal ini menunjukkan belum terpenuhinya kebutuhan akan transportasi umum di sejumlah kota-kota besar di Tanah Air.

Djoko mengatakan di Jakarta sendiri, jumlah kendaraan umum hanya 2% atau hanya 859.692 unit dari total kendaraan pribadi.

Di Semarang, lanjut Djoko, malah persentasenya lebih kecil, yakni hanya 0,35% atau hanya 4.309 unit, dibanding kendaraan pribadi.Padahal untuk kendaraan umum ini sudah termasuk taksi.

“Kendaraan pribadi di Jakarta mencapai 98% dari total kendaraan yang ada, sedangkan di Semaran g kendaraan pribadi mencapai 99,65%. Bayangkan, sebegitu kecilnya persentase kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi,” tutur Djoko.

Secara rerata, lanjutnya, kota-kota besar di Tanah Air persentase kendaraan umumnya kurang dari 1% dibanding kendaraan pribadi. Kota Jakarta yang paling tinggi persentase kendaraan umumnya, meski jumlahnya juga kecil, karena mayoritas kota-kota besar lainnya tidak sampai 1%.

“Angka persentase kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi di kota-kota besar di Tanah Air ini sangat jauh berbeda dengan kota-kota besar di negara-negara lain. Malaysia misalnya, di Kuala Lumpur, persentase jumlah kendaraan umumnya pasti lebih tinggi ketimbang Jakarta, cuma belum bisa pastikan angkanya,” tutur Djoko.

Djoko mengatakan dari sisi penggunaan subsidi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan umum tercatat paling sedikit yakni hanya 3% atau Rp3,1 triliun. Paling tinggi yang menggunakan subsidi BBM yakni mobil pribadi 53% atau Rp55,1 triliun, menyusul sepeda motor 40% atau Rp41,7 triliun, dan truk 4% atau Rp4,1 triliun.

Angka subsidi BBM dalam APBN 2011, lanjut Djoko, mencapai Rp117 triliun. “Subsidi BBM ini harus ditinjau ulang, tidak ada alasan Menteri Keuangan tidak punya uang untuk membenahi transportasi umum. Dana dari subsidi BBM bisa langsung dialokasikan untuk ini,” kata Djoko. (Bsi)