JAKARTA: Pengguna jasa yang beroperasi di Pelabuhan Panjang, Lampung, akan bertemu pada Rabu untuk merumuskan kebijakan bersama terkait dengan operasional Gantry Jip Crane.
Kalangan operator ini sejak Jumat hingga Sabtu melakukan mogok operasi. Mereka menuntut agar operasional Gantry Jip Crane yang kini dipasang PT Pelindo II tidak sampai mematikan operator crane yang sudah ada.
Ketua DPC INSA Panjang Yusirwan mengatakan operator crane, angkutan pelabuhan dan buruh sudah melakukan aksi mogok operasi di Pelabuhan Panjang sejak Jumat.
Menurut dia, mogok dilakukan sebagai bentuk protes atas rencana operasional peralatan bongkar muat jenis Gantry Jip Crane pada dermaga yang melayani bongkar muat barang curah kering.
Akibat aksi mogok tersebut, kegiatan pelayanan di Pelabuhan Panjang tersendat. “Mereka mogok dan menuntut agar operasional Gantry Jip Crane nantinya tidak sampai mematikan operator crane di atas kapal,” katanya kemarin.
Menurut dia, operator crane meminta agar operasional Gantry Jip Crane hanya dilakukan pada kapal yang tidak dilengkapi peralatan bongkar muat, atau akibat produktivitas crane tidak sesuai dengan target yang ditetapkan.
Sementara bagi kapal yang sudah dilengkapi alat bongkar, tidak perlu dipaksanakan menggunakan Jip Crane Pelindo II. “Tapi tuntutan itu masih buntu, belum ada solusi. Kami mau bertemu Rabu untuk membuat pernyataan sikap,” tegasnya.
PT Pelindo II (Persero) saat ini sedang memasang sedikitnya 4 peralatan bongkar muat jenis Gantry Jip Crane di Pelabuhan Panjang. Alat tersebut dipasang dalam rangka moningkatkan produktivitas bongkar muat. (tw)