Kalangan pengusaha logistik menilai pemerintah perlu terus melakukan upaya konkret guna memperbaiki industri logistik di Indonesia. Dengan demkian, perekonomian bisa bergerak cepat. Ketua Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) Beni Syarifudin mengungkapkan, saat ini ada tiga masalah utama yang menghambat industri logistik nasional. Ketiga masalah krusial itu adalah maraknya pungutan liar (pungli), kelangkaan pasokan BBM khususnya solar di daerah, serta keamanan truk logistik selama perjalanan.
Yang namanya pungli bisa setengah resmi, bisa setengah tidak resmi. Ini wilayah abu-abu. Mestinya, dengan adanya instruksi presiden tentang penataan ekosistem logistik, seluruh pungli bisa ditertibkan dan kami mendukung sepenuhnya, kata Beni dalam keterangan tertulis, Rabu (8/7/2020). Masalah kedua adalah terkait kelangkaan solar di daerah. Dia mengaku menerima banyak keluhan dari supir-supir truk logistik yang kesulitan mendapatkan pasokan solar di daerah. Kondisi kelangkaan solar di sejumlah daerah, lanjut dia, sering membuat distribusi barang mengalami keterlambatan. Kan jadinya tidak kompetitif, perekonomian kita tidak bisa bergerak cepat kalau distribusi barangnya tidak lancar, jelas Beni.
Masalah ketiga, menurut Beni, terkait keamanan di daerah terutama karena maraknya aksi pembegalan di jalan. Dia mencontohkan kondisi di Sumatera yang sudah sangat parah. “Begal-begal berkeliaran secara bebas. Terkadang supir sudah lewat jalan tol, masih dibegal juga. Tol Lampung ke Palembang termasuk, sehingga kami minta perhatian pemerintah karena para begal itu bebas beroperasi di jalan tol. Para begal itu mengejar truk dan meminta uang secara paksa, tutur Beni.
Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Transportasi, Carmelita Hartoto, juga menyebut tantangan usaha sektor transportasi di Indonesia akan semakin berat dalam lima tahun mendatang. “Intinya perbaikan efisiensi logistik. Tanpa itu, kinerja industri secara nasional tidak akan berubah,” terang Carmelita.
Sumber: https://money.kompas.com/read/2020/07/08/201342526/bbm-hingga-pungli-jadi-masalah-distribusi-logistik-di-indonesia