Terwujudnya ekosistem perikanan yang terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir diharapkan bisa membangkitkan lagi industri perikanan rakyat di tengah pandemi. Karena dalam ekosistem itu ditawarkan solusi mulai dari permodalan, sampai offtaker atau pemasaran. “Sebagai salah satu sektor prioritas, sektor perikanan menyimpan potensi yang besar. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan -red menunjukkan ada 2,3 juta nelayan dan 4 juta orang pembudidaya, dimana 96 persennya adalah nelayan tradisional,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya pada webinar “Solusi Pembiayaan dan Pemasaran Perikanan di Tengah Pandemi” yang dibacakan oleh Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br Simanungkalit di Jakarta. Teten pun mengatakan sektor perikanan juga terkena dampak dari Pandemi Covid -19 ini antara lain karena membengkaknya biaya produksi baik itu BBM bagi nelayan untuk ke laut maupun biaya budidaya di sektor hulu. Sementara di sektor hilirnya, pasar tak mau menyerap secara optimal hasil perikanan dan menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu biaya angkut dan logistik yang juga naik.
“Kami berupaya memberikan dukungan dan bantuan baik di hulu sampai hilir. Misalnya pembiayaan permodalan melalaui KUR, PNM maupun ultra mikro dan LPDB dengan dana PEN sampai Rp1 triliun. Sementara yang unbankable juga disiapkan bantuan produktif usaha mikro sebesar Rp2,4 juta bagi 12 juta pelaku usaha mikro,” ujar Teten. Teten juga mengakui mayoritas nelayan maupun petani memiliki skala usaha yang kecil sehingga gampang terpapar jika ada krisis. “Karena itu saya mendorong nelayan dan petani untuk mendirikan koperasi agar memiliki skala usaha bisnis sehingga lebih efisien dan lebih mudah bagi pemerintah dalam memberikan pendampingan,” kata Teten. Sejauh ini ada 13.819 koperasi pertanian dan nelayan atau 11 ,23 persen dari jumlah koperasi. Sedang dari onset, koperasi pertanian ini memberikan kontribusi 7,27 persen dari koperasi secara keseluruhan.
Ekosistem Perikanan
Dalam webinar itu juga ada kesamaan dari peserta, dibutuhkan adanya ekosistem perikanan dari hulu sampai hilir sehingga masalah perikanan bisa digarap secara lebih intensif dan memberikan hasil yang optimal. “Apalagi kita sudah memasuki dunia digital, dibutuhkan ada ekosistem perikanan yang bisa menjembatani permasalahan dari permodalan, off taker Sampai Pemasaran. Kami di PT perikanan Nusantara juga sudah menyiapkan membuka resi gudang yang akan menampung hasil-hasil perikanan, ” kata Dirut PT Perinus Farida Mokodompit. Hal senada juga diungkapkan Irham dari Aruna selaku startup yang mengumpulkan produk perikanan di berbagai wilayajlh di indonesia. Di sektor pembiayaan, perbankan yang diwakili BRI dan BNI, LPDB KUMKM juga menyatakan kesiapannya membantu maslah pembiayaan perikanan.
“Kami siap membiayai nelayan di semua lini baik di usaha kecil menengah maupun korporasi,” kata Sis Apik Wijayanto Direktur Hubungan Kelembagaan BNI. Sementara Supomo Dirut LPDB KUMKM mengatakan pihaknya akan konsentrasi membiayai koperasi koperasi nelayan.” Kalau anggotanya bisa dibiayai perbankan melalui KUR dan sebagainya,” ujar Supomo. Bahkan sebelumnya, Kemeneteriam Kelautan dan Perikanan (KKP) pun terus berupaya menjadikan perikanan skala kecil menjadi penopang hidup nelayan yang berkontribusi pada perekonomian nasional. Upaya tersebut diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam dan Peraturan Pemerintah serta Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil.
Pemberdayaan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas para nelayan untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Selain itu juga dalam rangka mewujudkan kemandirian dan daya saing usaha perikanan tangkap dengan berbagai sarana prasarana yang ada. Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Muhammad Zaini menjelaskan perikanan skala kecil di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Sebagai negara dengan potensi sumber daya ikan yang luar biasa, aktivitas penangkapan ikan di Indonesia didominasi oleh nelayan kecil. “Lebih dari 90% nelayan Indonesia adalah nelayan kecil yang menangkap ikan di daerah pesisir. Hal tersebut menjadi peluang yang besar sekaligus tantangan untuk memperkuat usaha perikanan tangkap skala kecil agar lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan,” ujar Zaini
Sumber: https://www.neraca.co.id/article/137550/ekosistem-perikanan-diharapkan-jadi-solusi-ditengah-pandemi