JAKARTA: Pengusaha logistik mempertanyakan pelaksanaan pembangunan terminal peti kemas Kalibaru menyusul belum ada kepastian pemenang dalam tender yang diumumkan Kementerian Perhubungan.
Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik mengatakan tender Kalibaru itu seharusnya sudah menghasilkan pemenang.
Dia khawatir, proses tender yang berlarut-larut berakibat pada tidak selesainya proyek itu sesuai dengan tenggat waktu yang diinginkan.
“Padahal terminal Kalibaru tersebut bersifat mendesak mengingat tahun ini arus peti kemas sudah melampaui kapasitas pelabuhan,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
Pembangunan terminal peti kemas di kawasan Utara Kalibaru, Pelabuhan Tanjung Priok hingga kini belum dimulai karena saat ini masih dalam proses penunjukan operator.
Natsir menjelaskan para pemain logistik sudah merekomendasikan agar Kalibaru dipercepat kontruksinya supaya pada 2014 bisa beroperasi karena ancaman kongesti di pelabuhan internasional itu sangat serius.
Dalam Indonesian Logistic Summit 2012, katanya, seluruh pemain logistik merekomendasikan agar Kalibaru dipercepat. “Kalibaru dipercepat apapun caranya. Tahun ini harus ground breaking. Kalau tidak, buang saja ke laut kontainernya saat kongesti terjadi.”
Berdasarkan PT Pelindo II, arus peti kemas melalui pelabuhan Tanjung Priok hingga posisi November tahun ini menembus kapasitas pelabuhan yakni sebanyak 5 juta TEUs, sedangkan proyeksi hingga akhir tahun mencapai 5,8 juta TEUs.
Sementara kapasitas pelabuhan terbesar di Indonesia itu hanya sekitar 5 juta TEUs sehingga pada 2011 arus barang di Tanjung Priok telah melampaui kapasitas (over capacity) 0,8 juta TEUs, padahal dalam tiga tahun ke depan, bakal ada tambahan sekitar 5 juta TEUs. (arh)