SUNGAI LIAT, Bangka: Implementasi cetak biru Sistem Logistik Nasional (sislognas) bakal berdampak langsung pada penurunan struktur biaya logistik menjadi di bawah 20%.
Executive Board Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Nofrisel mengatakan berdasarkan perkiraan asosiasi, besaran struktur biaya logistik saat ini sekitar 20%-26% dari GDP.
“Kita berharap dengan adanya sistem logistik nasional, struktur biaya logistik akan turun minimal menjadi di bawah 20%,” ujar Nofrisel di sela-sela acara Sosialiasi Sistem Logistik Nasional, hari ini.
Dampak paling cepat dari implementasi cetak biru sistem logistik nasional tersebut, menurut Nofrisel, baru kelihatan pada 2014-2015.
“Pada 2014, infrastruktur sudah mulai jalan sehingga dampaknya paling cepat baru terasa setelah infrastruktur tersedia,” katanya.
Sesuai perencanaan, lanjut Nofrisel, pada akhir bulan ini, pihaknya akan mempresentasikan draft sistem logistik nasional tersebut ke Presiden. “November ditargetkan PP-nya sudah selesai.”
Yusmar Anggadinata, Associate Researcher Center for Logistics and Supply Chain Studies, Institut Teknologi Bandung (ITB), menilai dampak dari pengembangan sistem logistik nasional bisa saja tercapai pada 2014-2015.
Namun, tegas dia, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk mendukung pencapaian target itu, yaitu pembenahan pelabuhan dan bandara, pemetaan komoditas strategis, dan dukungan sumber daya manusia.
Yusmar mengatakan pembenahan pelabuhan termasuk didalamnya bandara perlu dilakukan di semua wilayah terutama dari aspek peralatan, teknologi pendukung dan sarana pendukung. (arh)