SURABAYA: Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyambut positif pemancangan tiang pertama atau ground breaking Terminal 2 Bandara Juanda oleh PT Angkasa Pura I.
Hal ini merupakan salah satu bentuk partisipasi perusahaan pelat merah itu dalam hal percepatan pembangunan yang digagas dalam MP3EI atau Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia.
Menurut dia, pengembangan bandara di Tanah Air sangat dibutuhkan karena pergerakan penumpang pesawat udara terus meningkat.
Pada 2010, tercatat 106 juta pergerakan penumpang di seluruh bandara nasional dan di Soekarno-Hatta mencapai 42 juta. Setiap tahun bertumbuh 15%, sehingga harus difikirkan dari sekarang untuk mengatasi kelebihan kapasitas.
“Ada tiga pesan saya kepada AP I. Pertama, harus difikirkan dari sekarang mengatasi kelebihan kapasitas tampung, mengatur chek in, yakni menyediakan automatic chek in yang bisa mengurangi antrean,” tutur Bambang.
Pesan Wamenhub selanjutnya yakni soal pengaturan terminal. Dari hasil studi, rata-rata penumpang di Indonesia hanya membelanjakan US$1-US$2 per penumpang. Di Singapura US$25, Incheon Korsel US$45.
“Dengan penataan bandara yang baik, orang terpacu dan nyaman untuk belanja,” kata Bambang.
Pesan ketiga, lanjut Wamenhub, pembangunan terminal 2 ini harus selesai tepat waktu yakni 11 bulan terhitung sejak ground breaking.
“November tahun depan kita akan melihat riil penampilan baru Bandara Juanda dengan Terminal 2. Saya tunggu 11 bulan. Ada pernah, pihak lain dua kali ground breaking, tetapi tidak jadi-jadi. Jangan sampai begitu,” pesannya.
Angkasa Pura I resmi memulai pembangunan terminal 2 Bandara Juanda Surabaya yang menelan biaya Rp380 miliar. Terminal 2 ini akan digunakan untuk penerbangan internasional dan seluruh penerbangan maskapai Garuda Indonesia.
Terminal 2 Bandara Juanda ini akan mampu menampung 4 juta penumpang per tahun, sehingga secara total bandara ini akan mampu menampung 10,5 juta penumpang per tahun karena Terminal 1 yang sudah lebih dahulu berdiri berkapasitas 6,5 juta.
Meski mendapat tambahan kapasitas dari Terminal 2, bandara internasional ini masih kekurangan daya tampung atau lack of capacity sebesar 1,5 juta per tahun karena jumlah penumpang saat ini sudah mencapai 12 juta penumpang.
Corporate Secretary AP I Miduk Situmorang mengatakan posisi terminal 2 yang akan dibangun berada tepat di bekas terminal lama milik TNI Angkatan Laut.
Nantinya bangunan terminal yang lama akan dibangun ulang menjadi baru dengan konsep arsitektur mengadopsi bangunan ramah lingkungan.
“Bentuk dan tampilan menampilkan garis tegas modern. Ornamen interior menggunakan ragam hias khas daerah sehingga bangunan terminal secara keseluruhan mencerminkan modernisasi wajah dan jiwa Jawa Timur,” kata Miduk.
Dia menambahkan nantinya di Terminal 2 ini akan menggunakan teknologi baru di dalam fasilitas bandara seperti check in counter atau tidak adanya lagi penggunaan porter.
Masa konstruksi, lanjut Miduk, memerlukan waktu 11 bulan dengan kapasitas tampung lapangan parkir mobil sebanyak 500 unit, motor 300 unit, sedangkan pada terminal 1 mampu menampung 1.333 unit mobil dan 900 unit motor. (ea)